SOP BUMDES PENGGEMUKAN SAPI
“ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN SAPI PADA PETERNAKAN BUMDES DESA ………….. KABUPATEN …………….”
DI SUSUN
OLEH :
PENGURUS BUmdes
DESA ..................
KEC. ................ KABUPATEN............
2016
ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN
SAPI POTONG PADA PETERNAKAN …………..
DESA ……………….. KABUPATEN ……..
Studi
kelayakan bisnis merupakan penelaahan atau analisis tentang apakah suatu
kegiatan investasi memberikan manfaat atau hasil bila dilaksanakan. Dalam
membangun usaha baru sangat diperlukan studi kelayakan bisnis, sehingga dalam
proses perencanaan pembangunannya nanti dapat dilakukan kajian yang cukup
mendalam dan komprehensif untuk mengetahui apakah usaha yang akan dilakukan itu
layak atau tidak layak. Pertimbangan tersebut dapat digunakan dalam rangka
melihat apakah perusahaan mendapatkan keuntungan jika menjalankan usaha. Studi
Kelayakan bisnis perlu dilakukan sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan.
Intinya agar usaha atau proyek ini dijalankan tidak akan sia-sia, tidak
membuang waktu, uang, tenaga dan pikiran secara percuma. Setidaknya ada lima
tujuan penting dengan dilakukannya studi kelayakan sebelum suatu proyek
dijalankan :
1. Menghindari risiko
2. Memudahkan perencanaan
3. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan
4. Memudahkan pengawasan
5. Memudahkan pengendalian
Kriteria kelayakan
suatu bisnis ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan diantaranya aspek
finansial dan aspek non finansial dan masing-masing aspek tersebut saling
berkaitan dalam memenuhi kriteria kelayakan suatu bisnis.
A. KEGIATAN
USAHA
Jenis
usaha penggemukan sapi potong dalam peternakan ini adalah peternakan rakyat.
Sistem penggemukan ternak sapi potong yang digunakan adalah sistem kereman.
Usaha ini bisa dilakukan sepanjang tahun, selama harga bakalan terjangkau dan
sesuai standar pasar, maka peternak membeli bakalan untuk digemukkan. Pakan
yang diberikan berupa rumput yang diperoleh dari daerah sekitar, selain itu
ternak sapi potong diberi pakan tambahan berupa konsentrat (dibeli dari
pabrik).
B. ANALISIS
ASPEK NONFINANSIAL DAN ASPEK FINANSIAL
1.
Analisis Aspek
Nonfinansial
a.
Aspek Pasar
Peluang
pasar untuk usaha penggemukan sapi potong sangat terbuka hal ini dapat
diketahui dari permintaan sapi potong dalam tiga tahun terakhir tidak mampu
dipenuhi semuanya. Setelah diketahui besarnya peluangpasar untuk daging sapi
potong, maka langkah selanjutnya yaitu penentuan strategi pemasaran. Strategi
pemasaran yang dilakukan adalah bauran pemasaran atau 4P yang meliputi product
(produk), price (harga), place (tempat) dan promotion
(promosi).
Produk
Hasil
akhir dari dari usaha penggemukan sapi potong adalah tingkat kegemukan sapi
pada waktu akan dijual. Produk sapi yang dihasilkan dari peternakan ini
dianggap baik bila emncapai bobot akhir 300kg dan dapat menghasilkan karkas
sebesar 60% dari bobot tubuh dan recahan sebanyak 40%.
Harga
Harga sapi potong
yang ditawarkan pada usaha ini yaitu berdasarkan bobot hidup ternak sapi
potong. Yaitu Rp. 50.000,00/kg bobot hidup.
Tempat
Distribusi
saluran pemasaran yang dilakukan pada usaha ini merupakan penyaluran ternak
sapi potong sampai pada target pasar atau konsumen. Konsumen datang langsung ke
peternakan untuk melakukan transaksi pembelian.
Promosi
Promosi
yang dilakukana dalah promosi melalui mulut ke mulut(word by mouth). Dari
konsumen yang merasa puas dengan kuantitas dan kualitas dagingakan
menginformasikannya ke orang lain atau calon pembeli.
b.
Aspek Teknis
Lokasi Usaha
Lokasi
usahater letak
di Desa ……………..,
lokasi ini dipilih mengingat jarak antara lokasi usaha tidak berada di tengah
kota yang penduduknya padat. Jarak peternakan dengan penduduk tidak mengganggu
kenyamanan penduduk sekitar terutama dalam hal pencemaran udara. Pemilihan
lokasi didasarkan padapertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
1. Letak pasar
yang dituju
2. Ketersediaan
Bahan Baku, Listrik dan Air
3. Suplai tenaga
kerja
4. Iklim
5. Fasilitas
Transportasi
Luas
lahan sekitar 800m2, usaha ini
memiliki ternak sapi dengan kapasitas produksi 25 ekor setiap periode produksi
(tiga bulan). Skala usaha ini dalam memproduksi sapi potong masih tergolong
kecil.
Proses
Produksi
Proses
prodduksi meliputi tata laksana pemeliharaan, tata laksana pemberian pakan, air
minum dan kontrol kesehatan
Hasil Analisis Aspek Teknis
Berdasarkan
analisis tersebut dapat dikatakan bahwa secara teknis tidak ada kendala yang
menghambatnya jalan usaha. Pemilihan lokasi usaha, skala usaha, proses
produksi, layout dan pemilihan teknologi mampu menghasilkan produk
secara optimal dan mendukung untuk dilakukan pengembangan usaha. Sehingga
secara teknis proses produksi dalam usaha ini layak untuk dijalankan dan
dikembangkan.
c.
Aspek Manajemen dan Hukum
Hasil
Analisis Manajemen dan Hukum
Berdasarkan
analisis terhadap aspek manajemen dan hukum, usaha ini layak. Aspek manajemen
dengan organisasi yang digunakan masih sederhana, namun mampu mengorganisir
kegiatan produksi dengan baik, karena pemilik merupakan orang yang mampu
memimpin dalam usaha yang dijalankannya. Kegiatan usaha yang dilakukan tidak
menentang hukum dan izin usaha dari pihak Ketua RT, ini menunjukkan bahwa
berdasarkan aspek hukum pengembangan usaha ini layak dijalankan. Berdasarkan
analisis aspek manajemen dan hukum, kegiatan usaha layak untuk dijalankan dan
dikembangkan.
d.
Aspek Sosial, Ekonomi,
Budaya dan Lingkungan
Aspek
sosial dapat dinilai dari segi manfaat yang diberikan usaha terhadap perkembangan
masyarakat secara keseluruhan seperti terbukanya lapangan pekerjaan,
bertambahnya sarana dan prasarana di daerah sekitar lokasi usaha. Keberadaan
usaha ini berdampak baik terhadap masyarakat setempat karena keberadaan usaha
dilokasi ini dapat menyerap tenaga kerja sehingga aktiftas ekonomi desa
berjalan dengan baik.
2.
Analisis Aspek Finansial
Analisis
aspek finansial dikaji secara kuantitatif. Analisis finansial usaha ini
dilakukan setelah pengembangan usaha yang dilakukan yakni menambah satu kandang
baru. Dari analisis aspek finansial akan dikaji analisis biaya dan manfaat,
laba rugi serta kriteria investasinya. Analisis biaya dan manfaat dilakukan
untuk mengidentifikasi berbagai biaya yang dikeluarkan serta manfaat yang akan
diterima selama usaha dijalankan. Hasil analisis tersebut akan diolah dan dapat
menghasilkan analisis laba rugi.
a.
Arus Penerimaan (Inflow)
Arus
penerimaan merupakan aliran kas masuk ke usaha dan pendapatan bagi usaha.
Penerimaan diperoleh dari penjualan sapi potong, kotoran sapi dan nilai sisa
investasi. total penerimaan usaha ini sebesar Rp270.000.000 pada tahun pertama
dan Rp570.000.000 pada tahun kedua dan tahun selanjutnya. Perbedaan ini terjadi
karena pada tahun pertama usaha ini berproduksi dengan persentase tingkat
kelangsungan hidup Survival Rate (SR) sebesar 90% sedangkan dari
tahun ke-2 sampai ke-10 berproduksi dengan SR 95%. Hal ini disebabkan oleh
keadaan kandang yang baru dimana ternak sapi harus beradaptasi dengan kegiatan
usaha yang baru dimulai.
b.
Penerimaan Penjualan
Kotoran Sapi
Dalam
satu hari kotoran yang dihasilkan oleh 25 ekor ternak sapi potong adalah 20kg.
Hal ini diasumsikan dengan jumlah ternak sapi 25 ekor per periodenya. Rata-rata
ternak sapi menghasilkan kotoran 1kg tiap harinya dan mengalami penyusutan
0,2kg sehingga pada saat dijual berat kotoran yang dihasilkan tiap ekor ternak
sapi adalah 0,8kg.
c.
Nilai Sisa (Salvage
Value)
Nilai
sisa adalah nilai barang atau peralatan yang tidak habis selama usaha berjalan.
Perhitungan nilai sisa dilakukan dengan cara penaksiran. Nilai sisa tersebut
menjadi tambahan manfaat bagi usaha. Beberapa barang yang memiliki nilai sisa
diantaranya yaitu mobil, motor pakan dan mesin pemotong rumput.
d.
Arus Biaya (Outflow)
Arus
biaya (outflow) adalah aliran kas yang dikeluarkan oleh usaha. Arus biaya pada
usaha ini terdiri dari biaya investasi, biaya reinvestasi, biaya operasional
dan pajak penghasilan. Biaya-biaya yang dikeluarkan merupakan biaya yang
dikeluarkan dalam mengembangkan usaha dan menjalankan operasional usaha ini
selama umur usaha. Meliputi biaya investasi dan biaya operasional. Biaya
investasi usaha ini sebesar Rp. 256.850.000. Biaya operasional meliputi biaya
tetap dan biaya variabel. Biaya tetap dalam usaha ini pada tahun pertama
sebesar Rp. 47.680.000 dan pada tahun kedua sebesar Rp. 72.042.667. Biaya
variabel pada tahun pertama sebesar Rp. 202.250.000 dan pada tahun kedua sebesar
Rp. 372.200.000.
e.
Pajak Penghasilan
Pajak
penghasilan merupakan biaya yang dikeluarkan setiap tahun selamaumur usaha
dengan jumlah yang tergantung dari besarnya laba usaha yangdiperoleh perusahaan
pada setiap tahun usaha. Besarnya pajak dipengaruhi oleh besarnya laba kotor
yang diperolehusaha ini dengan pengembangan kapasitas produksi dengan membangun
kandangbaru yang menggunakan bahan baku paku konsentrat berupa ampas tahu
dandedak jagung.
f.
Analisis Laba Rugi Usaha
Analisis
laba rugi digunakan untuk mengetahui perkembangan usahadalam kurun waktu
tertentu. Komponen laba rugi terdiri dari penerimaan, biayaoperasional, biaya
penyusutan dan biaya lain diluar usaha serta pajak penghasilanusaha.
g.
Analisis Kelayakan
Finansial
Analisis
kelayakan finansial yang digunakan berdasarkan pada kriteriainvestasi seperti NetPresentValue
(NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C),Internal Rate of Return, dan
Payback Period (PP).
h.
Analisis Nilai Pengganti
(Switching Value)
Analisis
switching value merupakan perhitungan untuk mengukurperubahan maksimum
dari perubahan suatu komponen inflow (penurunan hargaoutput, penurunan
produksi) atau perubahan komponen outflow (peningkatanharga input/peningkatan
biaya produksi) yang masih dapat ditoleransi agar bisnismasih tetap layak.
i.
Hasil Analisis Aspek
Finansial
Pengembangan
usaha penggemukan sapi potong ini dikatakan layak karena nilai NPV yang
diperoleh Rp. 658.300.804,94 atau lebih besar dari nol. IRRyang diperoleh pada
usaha ini adalah 67,83% atau lebih kecil daripada discountrate yaitu
5,5%. Sehingga usaha ini tidak layak untuk dijalankan. Suatu usahadikatakan
layak apabila Net B/C lebih dari satu. Pada usaha ini perhitungan NetB/C
menghasilkan nilai 1,30 satuan rupiah atau lebih dari satu. Artinya usaha
inidinyatakan layak untuk dilaksanakan. Suatu usaha juga dikatakan layak
apabilalamanya waktu pengembalian modal investasi lebih pendek dari umur
proyek.Pada pengembangan usaha ini dalam membiayai investasi mampumengembalikan
modal dalam waktu 7,14 tahun. Kemudian berdasarkan hasilanalisis switching
value, kriteria invetasi menjadi tidak layak dipengaruhi dari variabel
penurunan PBBH dan kenaikan biaya pakan. Penurunan bobot badan sapi sebesar
15,19% merupakan batas maksimal dari kelayakan usaha atau tidak layak dilaksanakannya
usaha ini. Selain itu juga kenaikan biaya bakalan sebesar 28,38%menjadikan
usaha ini pun tidak layak dilaksanakan.
SUMBER
:
Pratama,
Yoga A. 2013. Analisis Kelayakan Usaha Penggemukan Sapi Potong pada Peternakan
Bapak Sarno Desa Citapen Ciawi Kabupaten Bogor. Skripsi. Departemen Agribisnis
Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
0 Response to "SOP BUMDES PENGGEMUKAN SAPI"
Post a Comment