Cooperative Learning

1Pembelajaran Kooperatif (Cooperative learning)

Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama sama dengan saling membantu satu sama lainya sebagai satu kelompok atau satu tim.

Kelough (dalam Effendy, 2009:195) mendefinisikan Cooperative learning sebagai suatu macam strategi pembelajaran secara berkelompok, siswa belajar bersama dan saling membantu dalam membuat tugas dengan penekanan pada saling support di antara anggota. Siswa yang belajar dalam kelompok akan belajar lebih banyak dibandingkan siswa yang belajar dalam bentuk klasikal.

Menurut teori motivasi, tujuan belajar kooperatif adalah menciptakan suatu situasi keberhasilan dapat tercapai bila siswa lain juga mencapai tujuan tersebut. maka pembelajaran bersifat kooperatif, bukan kompetitif, dan keberhasilan belajar adalah keberhasilan kelompok bukan keberhasilan individu.

2. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif

Adapun Prinsip-prinsip yang mendasari pembelajaran kooperatif menurut Effendy (2009:196):

a.              Saling ketergantungan positif (Possitive interdependence) artinya anggota kelompok menyadari bahwa mereka perlu bekerja sama untuk mencapai tujuan. Dalam pembelajaran kooperatif, guru dituntut untuk mampu menciptakan suasana belajar yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan. Siswa yang satu membutuhkan siswa yang lain, dan sebaliknya.

b.             Interaksi tatap muka (Face to face interaction), semua anggota berinteraksi dengan saling berhadapan. Menuntut para siswa dalam kelompok saling bertatap muka sehingga mereka dapat melakukan dialog, tidak hanya dengan guru, tetapi juga dengan sesama siswa Nurhadi dan Senduk (dalam Wena 2009:191).

c.              Akuntabilitas individual (Individual accountability), setiap anggota harus belajar dan menyumbang demi pekerjaan dan keberhasilan kelompok.

d.             Komunikasi antaranggota (Use of collaborative/Social skills), keterampilan bekerjasama dan bersosialisasi diperlukan, untuk itu diperlukan bimbingan guru agar siswa dapat berkolaborasi.

e.              Pemrosesan kelompok (Group Processing), siswa perlu menilai bagaimana mereka bekerja secara efektif.

3. Tujuan Pembelajaran Cooperative Learning

Pada dasarnya model pembelajaran cooperative learning dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum Ibrahim, dkk. (2000:7), yaitu:

1) Hasil belajar akademik

Dalam cooperative learning meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar.

2) Penerimaan terhadap perbedaan individu

Tujuan lain model cooperative learning adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.

3) Pengembangan keterampilan sosial

Tujuan penting ketiga cooperative learning adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi.

4. Keunggulan dan Kelemahan Cooperative Learning

Jarolimek & Parker (1993) mengatakan terdapat keunggulan dan kelemahan yang diperoleh dalam pembelajaran cooperative learning (dalam Isjoni 2012:24-25).  Adapun keunggulan model pembelajaran cooperative learning antara lain, (1) Saling ketergantungan yang positif; (2) adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu; (3) siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas; (4) suasana kelas yang rileks dan menyenangkan; (5) terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru; (6) memiliki banyak kesempatan untuk meng-ekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan.

Adapun kelemahan model pembelajaran cooperative learning antara lain, (1) guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu; (2) agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai; (3) selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan; (4) saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.

0 Response to "Cooperative Learning"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel